02 September, 2009

Sejarah Masuknya Islam di Tana Luwu

Datuk asal Minangkabau Penyebar Islam di Tana Luwu

Bersentuhan dengan sejarah Sulawesi Selatan, maka kita tidak bisa lepas dari kisah kerajaan Luwu. Kerajaan inilah yang sampai saat ini diyakini sebagai kerajaan tertua di Sulawesi Selatan.


Eka Nugraha
Malangke


Int.
Het graf van vorst Petta Matinroƫ ri Malangke van Loewoe 1941

Makam Petta Matinroƫ ri Malangke, tahun 1941



Berbagai catatan sejarah menyebutkan bahwa kira-kira pada akhir abad XV masehi pengaruh islam mulai masuk di kerajaan Luwu. Agama islam itu diketahui masuk di daerah Luwu yang dibawa oleh seorang alim Ulama asal Minangkabau. Ulama tersebut diketahui bernama; Datuk Sulaeman atau yang populer dikenal dengan nama Dato' Sulaiman.

Datuk Sulaeman yang berasal dari Minangkabau ini kemudian dikenal dengan nama Datuk Pattimang. Nama tersebut diberikan karena beliau wafat dan dimakamkan di sebuah desa bernama Pattimang. Cukup mudah untuk mengunjungi makamnya, letaknya di sebelah selatan kabupaten Lutra. Tepatnya di kecamatan Malangke, sekira 60 kilometer dari kota Masamba.

Saat saya berkunjung di tempat itu, Sabtu 29 Agustus, suasana kompleks pemakaman Datuk Sulaiman tampak sunyi. Suara masjid yang berada dalam kompleks sesekali memecah keheningan pemakaman keturunan para raja tersebut.

"Sekarang sedang sunyi nanti menjelang lebaran baru kuburan ini ramai dikunjungi," kata penjaga kompleks pemakaman Datuk Sulaiman, Andi Tamring Opu To Patonangi.

Tamring menyebutkan, Datuk Sulaiman diperkirakan datang ke Desa Pattimang sekira abad ke XV. Pada saat itu, kerajaan Luwu dipimpin oleh seorang raja bernama Andi Pattiware. Tamring mengisahkan, saat Datuk Sulaiman melakukan pendaratan pertamanya di tana Luwu, hal pertama yang dilakukannya adalah melakukan shalat di tepi sungai. Uniknya, saat melakukan shalat, seluruh pepohonan yang berada disekitar tempat itu juga mengikuti gerakan Datuk Sulaiman. Tempat itu sekarang diberi nama "Tappong aju dua e" ---Bahasa Luwu; tempat pendaratan---

"Nanti setelah shalat, baru Datuk bertemu dengan raja untuk menyampaikan niatnya menyebarkan ajaran islam," kata Tamring yang mengaku keturunan langsung dari raja Luwu ke-15 Andi Pattiware.

Niat Datuk untuk menyebarkan ajaran islam akhirnya diterima oleh Raja Pattiware. Oleh karena itu, raja menunjuk anak kandungnya yang belakangan di ketahui bernama Andi Abdullah untuk menjadi muslim pertama di tana Luwu. Setelah itu, raja pun ikut memeluk agama islam.

Penulis belum menemukan Informasi mengenai siapakah jati diri datuk yang berasal dari Minagkabau tersebut. Apakah ia berasal dari didikan dan santri dari Ranah Minang atau bukan? hal itu belum jelas.

Tamring hanya menjelaskan, mitos yang berkembang, beberapa hari setelah meninggalnya Datuk Sulaiman itu, sebuah suara aneh muncul. Suara itu menyebutkan kalau datuk tersebut ternyata adalah keturunan Arab Saudi. Namun, ada juga segelintir informasi kalau Datuk Sulaiman adalah salah seorang santri dari Sunan Giri.(***)

2 komentar:

awhy mengatakan...

jarak antara desa pattimang dengan ibu kota kabupaten (masamba) 39 KM. trmks

Daengg Paliweng mengatakan...

iya bener setahu saya jaraknya sekitar 30-an. jalan kaki aja saya pernah kok. he..he... beneran