08 Oktober, 2008

*Pascalebaran, Makassar Makin Dekat ke Patolopolis

PSK Kebagian Kartu Kontrol, Pengemis Membeludak

TAK cukup sepekan pascaidulfitri, pekerja seks komersial (PSK) dan pengemis bertambah. Makassar pun semakin merapat ke patolopolis; kota yang penduduknya dihinggapi penyakit mental.

Laporan
Eka Nugraha dan Rahim
Makassar

BERDASARKAN catatan resmi Dinas Sosial, tahun ini jumlah PSK memang bertambah dibanding tahun lalu. Penambahan sekira 80 orang. Itu yang terdata. Ditaksir, masih banyak PSK yang beroperasi ibarat kentut; tak terlihat tapi terasa dan tercium.
    

Sejatinya, tak ada upaya apapun yang dilakukan dinas ini untuk melindungi warga kota dari serangan patolopolis. Untuk menghadapi serangan PSK misalnya, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Makassar malah merancang kartu kontrol sosial. Kondisi ini semakin mempertegas, pemerintah kota sebenarnya melegitimasi aktivitas maksiat birahi.


Rencana Dinas Sosial untuk membuat kartu kontrol terhadap PSK sendiri mendapat tanggapan positif dari Dinas Kesehatan Sulsel.Namun Kepala Bagian Humas Dinas Kesehatan Sulsel, Basri Anas, berharap pemkot tak asal sebut. Tetapi pemkot berani menunjukkan lokasi para PSK. Selain itu, mengenai sulitnya mendapatkan PSK yang keberadaannya diduga berlindung di bawah izin pramuniaga, lagilagi pemkot diminta tegas. "Kalau memang ada PSK di THM (tempat hiburan malam, Red) seharusnya THM tersebut diberikan sanksi tegas," kata Basri, di ruang kerjanya, kemarin.


Basri juga mengatakan, selama ini Dinas kesehatan telah melakukan penaggulangan terhadap penyakit menular seksual dengan di bentuknya tim Pemberantasan Penyakit Menular (P2L). Namun tim ini sulit mendapatkan titik-titik lokalisasi PSK.


Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Makassar, Andi Nasyiah T Azikin, mengatakan, program kartu kontrol PSK sangat bagus. Alasan dia, nantinya penanggulangan penyakit menular seksual dapat terkoodinasi dengan baik. Namun Dinas Kesehatan enggan menyebutkan istilah PSK pada kartu kontrol tersebut. "Kami tidak akan mengatakan mereka PSK, mereka membutuhkan perhatian dan pemeriksaan," ujar Nasyiah.


Lebih jauh Nasyiah menjelaskan, rencana pembuatan kartu kontrol akan dilakukan terpadu dengan dinas terkait. Setelah itu, Dinas Kesehatan melakukan sosialisasi dan pemeriksaan berkala terhadap pemegang kartu.


Selain PSK, masalah lain yang mengancam Makassar adalah serangan pengemis. Pascalebaran, pengemis di Makassar ditaksir bertambah 300 orang. Rinciannya, sebelum Ramadan hanya 648 pengemis, namun setelah lebaran bertambah menjadi sekitar 1.000 orang. Hal ini diakui Kepala Dinas Sosial Ibrahim Saleh.


Ibrahim mengkalim, para Pengemis itu berdatangan dari Gowa, Takalar, dan Jeneponto. Para pengemis itu rata-rata beroperasi di emperan pertokoan dan kompleks perumahan. (*)

Tidak ada komentar: