Gouverneurslaan di Jalan Balaikota
PUSAT pemerintahan modern pertama di Makassar berawal dari Jalan Balaikota. Jalan ini menyimpan banyak bukti sejarah pemerintahan Makassar dari tahun ke tahun.
EKA NUGRAHA, Ujungpandang,
(Fajar Edisi 21 Maret)
JALAN Balaikota sangat banyak menyimpan sejarah pemrintahan di Makassar. Pusat pemerintahan pertama di kota daeng ini berawal dari jalan ini. Beberapa gedung di jalan tersebut menjadi saksi bisu pemerintahan Makassar dari akhir abad 19 hingga awal abad 21.
Dulu, Jalan Balaikota dikenal sebagai "gouverneurslaan te Makassar" atau pusat pemerintahan Makassar. Jalan ini bahkan sudah ada sebelum Makassar dipimpin seorang walikota.
Kepala Museum Kota Makassar, Andi Ima Kesuma Indra Chandra, mengatakan, pada tahun 1918, Makassar resmi memiliki walikota pertamanya. Dalam istilah Belanda saat itu, kata walikota disebut "burgemeester". Dalam pemerintahan saat itu, walikota juga berfungsi sebagai Dewan Kota atau Gemeenterad. Dewan kota ini berfungsi untuk sebagai pengatur pemerintahan.
Dari sini, Makassar lama, hasil bentukan pemerintah Kolonial Belanda hadir dengan kelengkapan birokrasi pemerintahan. Pasalnya, Makassar lama sebagai sebuah kota baru dengan kekuasaan baru itu sempat menjadi ancaman pemerintahan Kerajaan Gowa yang mulai kehilangan pengaruh.
Walikota Makassar pertama saat itu bernama JH Damrink. Kantor Walikota juga terletak di jalan itu. Saat itu kantor walikota bernama Betrokken Radhuis. Saat ini bekas kantor walikota pertama menjadi Museum Kota Makassar.
Di tahun 1918, perkembangan Makassar sangat pesat. Beberapa bangunan untuk fasilitas publik mulai dibangun. Termasuk tempat-tempat peribadatan. "JH Damrink juga membangun gedung kesenian, saat ini gedung itu bernama Societed de harmonie," tambah jelas Ima.
Untuk mengatasi dan mengendalikan laju perkembangan kota, pada tahun yang sama, pemerintahan JH Damrink mengeluarkan aturan bernama Bouw en Woonverordening voor de Gemeente Makassar. Aturan tersebut berisikan zonasi Makassar.
Makassar dulu akhirnya terbagi dalam enam distrik. Ke enam distrik tersebut yakni Makassar, Mariso, Melayu, Ujung Tanah, Wajo, dan Ende yang masing-masing dikepalai oleh seorang "kapitang". Keenam distrik ini juga berpusat di Jalan Balaikota. (*)
21 Maret, 2009
08 Maret, 2009
Caleg Dalangi Balapan Liar
MAKASSAR -- Ada saja yang dilakukan oleh para calon Legislatif untuk kampanye. Menurut juru bicara kepresidenan, AA Malarenggeng, kampanye terbagi atas tiga ciri khas. Yaitu kampanye program, kampanye dangdut, atau black kampanye. Namun, lain halnya yang dilakukan oleh Muhammad Darwis Arifin, seorang caleg dari salah satu partai pemilu 2009. Caleg ini menggunakan media balapan liar untuk kampanye.
Terbongkarnya hal ini terungkap saat polisi gabungan dari Polresta Makassar Barat dan Polsekta Makassar menjaring puluhan sepeda motor dalam razia yang digelar Selasa malam, 20 Januari. Puluhan sepeda motor tersebut tertangkap saat ikut aksi bali di Jalan Veteran Utara.
Sepeda motor itu ditangkap setelah polisi melakukan pengejaran. Beberapa sepeda motor ditemukan di sebuah bengkel balap bernama PPD Racing Team Makassar.
Bengkel tersebut adalah milik seorang caleg bernama Muhammad Darwis Arifin.
Kepala Polsekta Makassar, Ajun Komisaris Polisi Saiful, mengatakan, polisi melakukan penyisiran terhadap pelaku balapan liar setelah mendengar informasi dari warga tentang balapan liar yang didalangi seorang caleg.
Menurut Saiful, saat polisi melakukan penyisiran, beberapa sepeda motor melaju kencang ke kediaman Darwis di Lorong 41 Jalan Veteran Utara.
Setelah dilakukan pengecekan di rumah Darwis, ditemukan puluhan sepeda motor dengan mesin yang masih panas. Diduga beberapa sepeda motor di antaranya sudah digunakan untuk balapan liar.
"Setelah anggota saya melakukan pengejaran, beberapa motor langsung masuk ke rumah Darwis," kata Saiful.
Pemilik Bengkel, Darwis, berdalih bukan dalang bali. Menurut dia, sepeda motor tersebut sedang dipanaskan untuk persiapan balapan resmi di Parepare. Dia juga merasa keberatan atas tindakan polisi yang berani menggeledah bengkelnya.
"Anak-anak saya sedang memanaskan mesin saat itu untuk persiapan balapan di Parepare nanti," kata Darwis.
Saat ini, puluhan motor tersebut sedang diamankan oleh Polresta Makassar Barat. Sedangkan Darwis akan dipanggil untuk dimintai keterangan mengenai aksi balapan liar itu. (m13)
Terbongkarnya hal ini terungkap saat polisi gabungan dari Polresta Makassar Barat dan Polsekta Makassar menjaring puluhan sepeda motor dalam razia yang digelar Selasa malam, 20 Januari. Puluhan sepeda motor tersebut tertangkap saat ikut aksi bali di Jalan Veteran Utara.
Sepeda motor itu ditangkap setelah polisi melakukan pengejaran. Beberapa sepeda motor ditemukan di sebuah bengkel balap bernama PPD Racing Team Makassar.
Bengkel tersebut adalah milik seorang caleg bernama Muhammad Darwis Arifin.
Kepala Polsekta Makassar, Ajun Komisaris Polisi Saiful, mengatakan, polisi melakukan penyisiran terhadap pelaku balapan liar setelah mendengar informasi dari warga tentang balapan liar yang didalangi seorang caleg.
Menurut Saiful, saat polisi melakukan penyisiran, beberapa sepeda motor melaju kencang ke kediaman Darwis di Lorong 41 Jalan Veteran Utara.
Setelah dilakukan pengecekan di rumah Darwis, ditemukan puluhan sepeda motor dengan mesin yang masih panas. Diduga beberapa sepeda motor di antaranya sudah digunakan untuk balapan liar.
"Setelah anggota saya melakukan pengejaran, beberapa motor langsung masuk ke rumah Darwis," kata Saiful.
Pemilik Bengkel, Darwis, berdalih bukan dalang bali. Menurut dia, sepeda motor tersebut sedang dipanaskan untuk persiapan balapan resmi di Parepare. Dia juga merasa keberatan atas tindakan polisi yang berani menggeledah bengkelnya.
"Anak-anak saya sedang memanaskan mesin saat itu untuk persiapan balapan di Parepare nanti," kata Darwis.
Saat ini, puluhan motor tersebut sedang diamankan oleh Polresta Makassar Barat. Sedangkan Darwis akan dipanggil untuk dimintai keterangan mengenai aksi balapan liar itu. (m13)
04 Maret, 2009
Turun Temurun Membuat Gigi Palsu
DARI kakek turun ke ayah. Setelah ayah, giliran sang anak yang berkarya. Semua demi gigi.
EKA NUGRAHA, Ujungpandang
DI Jalan Lompobattang, terdapat sebuah bangunan berlantai dua. Di bagian depan, terpajang sebuah billboard bergambar susunan gigi. Bagian bawah gambar itu tertulis "Tukang Gigi Gaya". Itulah pengrajin gigi palsu milik Alferd.
Saat saya mampir ke tempat itu, Alferd sementara beristirahat di meja kerjanya. Tumpukan gigi palsu, beberapa botol bahan kimia dan peralatan kerjanya berhamburan di atas meja.
Alferd adalah Tionghoa yang telah 20 tahun menjadi pengrajin gigi palsu. Pasien yang telah ditanganinya juga sudah mencapai angka ratusan orang. Mau atau tidak, seiring dengan bertambahnya usia, gigi perlahan-lahan akan gugur satu per satu. Dengan gugurnya gigi itu, pasti akan berdampak terhadap bentuk wajah.
Menurut Alferd, pentingnya gigi sangat menunjang beberapa fungsi. Di antaranya fungsi bicara, pengunyahan, dan estetika wajah. Di tangan Alferd, gigi yang telah ompong dapat dikembalikan dengan menggunakan gigi palsu. Gigi tiruan yang bentuk dan penampilannya benar-benar menyerupai gigi sesungguhnya. Sehingga ketiga fungsi tadi akan kembali seperti sediakala.
Alferd mengatakan, ilmu membuat gigi palsu adalah turunan dari leluhurnya. Awalnya, dia mempelajari ilmu tersebut dari ayahnya. Sedang sang ayah belajar dari kakek Alferd.
"Kalau bapak saya bekerja seperti ini selama 40 tahun. Sampai beliau meninggal dia masih menekuni profesi ini," kata Alferd, 25 Februari lalu.
Saat diminta mendetail mengenai bahan pembuatan gigi palsu tersebut, Alferd enggan bercerita banyak. Menurut dia, beberapa bahan kimia dari gigi palsu itu berbahasa kedokteran.
"Kalau bahan dasarnya; kapur dan gift. Untuk bahan cair pakai bahasa kedokteran, nanti saya salah menyebutkannya," dalih dia.
Proses awal pembuatan gigi palsu butuh sample gigi asli. Itu dilakukan untuk membuat mal gigi palsu. Waktu pengerjaannya hanya satu hari. "Seperti orang yang membuat baju, ukuran bajunya, terus dicetak," kata Alferd. (*)
Langganan:
Postingan (Atom)