28 Oktober, 2009

Menembus Kampung Mabusa, Wilayah Terpencil di Lutra (1)

Jalan Antarprovinsi Terjelek di Sulawesi Selatan

Kampung Mabusa, kampung terjauh di kecamatan dikecamatan Limbong, Kabupaten Luwu Utara. Tidak mudah untuk menembus salah satu kampung terpencil ini di Luwu Utara ini.



E
KA NUGRAHA
Limbong

FAJAR
Edisi Selasa, 27 Oktober


Meski waktu sudah menunjukkan pukul 13.00, rasa dingin masih menusuk di kulit penulis saat berkunjung di kecamatan Limbong, kabupaten Luwu Utara, Sabtu 24 Oktober lalu. Maklum, wilayah ini berada diketinggian sekira 1.444 meter diatas permukaan laut (Mdpl). Jangan heran, jika kecamatan ini juga dikenal dengan istilah Tana Masakke ---Dalam bahasa Luwu artinya, wilayah yang dingin.

Kecamatan Limbong terletak sekira 66 kilometer arah Barat Laut kota Masamba, Kabupaten Luwu Utara. Jaraknya yang relatif jauh dan kondisi medannya yang sulit menyebabkan kecamatan ini menjadi salah satu dari tiga kecamatan yang terisolir di Lutra (Setelah Limbong masih ada kecamatan Seko dan Rampi).

Sejak 2001 lalu, pemerintah provinsi Sulawesi Selatan bekerjasama dengan Pemkab Lutra mulai membuka akses jalan Sabbang-Rampi untuk mengatasi keterisolirnya tiga kecamatan terpencil ini. Sayang, sampai sekarang akses jalan itu baru sampai pada kampung Mabusa, wilayah terjauh dikecamatan Limbong.

Bersama dengan rombongan Bupati Lutra, M Luthfi A Mutty, penulis ikut menyusuri jalan menuju kampung Mabusa itu. Tidak banyak kendaraan yang bisa melalui jalan ini. Untuk kendaraan roda empat, sebaiknya kendaraan itu memiliki kapasitas four whell drive (4WD). Jika tidak, jangan berharap banyak untuk dapat menembus kampung yang berbatasan dengan kecamatan Seko tersebut.

"Kalau cuma mobil biasa, sebaiknya tidak usah kesana, pasti tidak akan sampai ditujuan," kata Camat Limbong, Alam K A Parenrengi.

Memang benar kata Alam, akses jalan sepanjang sekira 22 kilometer menuju kampung itu sangat sulit. Medan yang terjal dan berlumpur tentunya dapat membuat kendaraan bermotor kewalahan.

Dalam perjalanan ke Mabusa, beberapa kali penulis mendengar suara gardan yang kandas dengan tanah atau suara benturan bumper belakang mobil tumpangan penulis (penulis saat itu menumpang mobil jenis duoble Cabin). Selain itu, bau menyengat yang diperkirakan akibat gesekan kampas kopling mobil juga tercium saat mobil sudah benar-benar kandas didalam lumpur.

Bahkan Bupati Luwu Utara, Luhti A Mutty mengklaim jika poros kecamatan Sabbang ke kampung Mabusa adalah jalan terburuk di Sulawesi Selatan.

"Inilah jalan yang terburuk di Sulawesi Selatan," kata Luthfi disela-sela kunjungannya ke kampung Mabusa.(**)

Tidak ada komentar: