26 Oktober, 2009

Dari Kedatangan MS Bremen ke Pelabuhan Tanjung Ringgit

Kota Palopo, Gerbang Baru Wisata Internasional

Kota Palopo, selain merupakan kota yang terkenal dengan kebudayaannya, wilayah ini ternyata juga merupakan gerbang menuju wisata taraf internasional, Tana Toraja.

EKA NUGRAHA

Palopo

Jarum jam baru menunjukkan pukul 07:15 Wita. Pelabuhan Tanjung Ringgit kota Palopo tampak dipadati puluhan warga kota Palopo, Jumat 16 oktober kamarin. Matanya mengarah kepada sebuah kapal berwarna putih yang menuju kepelabuhan itu. Selang beberapa menit kemudian kapal itu akhirnya sandar juga.

Itulah kapal pesiar bernama MS Bremen. Kapal dengan bobot 6.752 kilogram dengan pangjang 101 meter tersebut mengangkut 150 wisatawan asing asal jerman yang akan melakukan kunjungan budaya di kota Palopo dan Toraja. Ke 150 Wisman itu terdiri atas wisatwan asal Austria, Belgia, Norwegia, jerman dan Swietzland.

Sebuah tarian khas kota Palopo bernama Tari Paduppa yang dibawakan oleh sejumlah gadis kota Palopo menyambut kedatangan wisatawan asing tersebut. Tarian ini melambangkan ucapan selamat datang di pusat pemerintahan kerajaan Luwu tersebut.

Wisatawan asing yang dipimpin oleh kapten kapal MS Bremen, Michael tersebut diterima langsung oleh Walikota Palopo, HPA Tenriadjeng. Usai acara penerimaan tersebut, puluhan Wisman mulai melangkah ke mobil Bus yang telah disediakan oleh Pemkot Palopo dan Pemkab Toraja. Mereka pun mulai melakukan kunjungan disejumlah lokasi budaya di Palopo. Lokasi budaya yang dimaksud adalah Istana kerajaan Luwu, lokasi pemakaman raja luwu, dan masjid jami tua kota Palopo.

Selain itu, wisman ini juga disuguhi bermacam kebudayaan di kota Palopo. Salahsatunya adalah ikon kampung budaya di Palopo. Kampung tersebut terletak di desa Peta, kecamatan Sendana.

"Ini adalah program kampung budaya kita yang baru," kata walikota Palopo, HPA Tenriadjeng saat ditemui disela-sela penerimaan Wisatawan itu.

Tenriadjeng mengatakan, kota Palopo adalah salah satu gerbang wisata internasional. Menurutnya, bagi wisatawan yang akan menuju ke Tana Toraja melalui jalur laut, tentunya akan lebih efektif dan efesien jika transit di kota Palopo. Selain jarak yang dekat, para wisatawan juga akan disuguhi kebudayaan Palopo yang tidak kalah menariknya.

Dia menambahkan, kemungkinan tahun depan sebuah kapal pesiar asing akan kembali berkunjung di Palopo. Kapal ini dikabarkan aan lebih besar dari MS Bremen.

"Tahun depan, dia akan berkunjung ke Palopo, bentuknya lebih besar, tapi saya belum tahu pasti namanya," jelas Tenriadjeng.

Sementara itu, wakil ketua sementara DPRD Palopo, Irwan Hamid mengatakan, potensi wisata di kota Palopo memang sangat luar biasa. Menurutnya, kedepan, Palopo tidak hanya menjadi wilayah transit saja melainkan juga wilayah tujuan wisatawan asing.

"Kalau bisa bukan hanya wilayah transit saja, melainkan tempat tujuan wisatawan asing," jelas Irwan.(**)

1 komentar:

Eko Rusdianto mengatakan...

Tari Pa'duppa bukan hanya milik Palopo kawan. Itu tarian yang hampir dimiliki semua daerah di Sulsel.